Kejadian penipuan di era teknologi pembayaran secara online sangat sering terjadi. Berubahnya sistem pembayaran dari cara konvensional seperti menggunakan uang cash menjadi sitem pembayaran digital sangat rentang mengalami kejadian – kejadian penipuan. Kali ini penulis akan menceritakan modus modus penipuan yang terjadi pada transaksi digital.
Rentangnya penipuan ditransaksi digital khususnya convert pulsa karena prosesnya masih banyak kekurangan. Saat proses convert pulsa yang Pertama Sobat akan dianjurkan untuk mengirim sejumlah pulsa ke pihak penyedia layanan. Setelah itu, pihak penyedia layanan akan mengirim sejumlah uang atau saldo ke rekening atau sistem pembayaran yang sudah disepakati sebelumnya. Pihak penyedia layanan akan mengirimnya apabila Sobat telah mengirim pulsa yang telah disetujui sebelumnya.
Namun proses transaksi ini sangat rentan terhadap kebocoran atau penipuan. Ketika pelanggan telah mengirimkan pulsa yang diminta oleh penyedia layanan, pihak penyedia layanan yang tidak bertanggung jawab tidak akan mengirim uang sesuai dengan kesepakatan. Harusnya pihak penyedia layanan memiliki pihak ketiga sebagai pengah dari tindakan kecurangan seperti di atas tadi. Namun, selain itu masih banyak lagi kasus yang akan Penulis jelaskan dibawan ini:
Penipuan di Kebayoran Baru – Jakarta
Penipuan ini dilakukan oleh seorang wanita bernama Bela yang berumur 39 tahun. Kejadian ini terjadi bulan Mei tahun lalu. Walaupun terjadi pada tahun lalu, namun penulis rasa masih relavan untuk dijadikan contoh untuk kasus – kasus penipuan.
Kepolisian unit II subdit 3 polda metro jaya mengatakan bahwa penipuan ini terjadi pada layanan jual beli online melalui jejaring media sosial instagram. Kasus ini mulai menyeruak setelah korban berinisial TAC melapor ke pihak kepolisian. TAC awalnya melakukan pembelian sebuah tas kepada bela dengan merek tas Chanel melalu akun instagram milik bela. Akun tersebut bernama bebebags21199 dengan harga Rp. 37,5 juta.
Sampai disini saja sebenarnya kita sudah harus mengetahui bahwa akun yang dipakai bela adalah akun yang memiliki nama meragukan. Sehingga seperti tulisan – tulisan penulis pada artikel sebelumnya bahwa akun ini termasuk akun yang tidak boleh kita dunakan sebagai layanan transaksi online.
Modus yang dilakukan bela (pelaku) adalah dengan menawarkan kepada TAC melalui akun instagram dengan harga murah. Korban yang tergiur karena tas bermerek ini lebih murah dari biasanya. Setelah korban tergiur, terjadilah transaksi. Setelah ditunggu beberapa hari, ternyata barang yang diinginkan belum dikirim juga.
Kemudian korban pun terus menanyakan kepada pelaku mengenai kepastian tas yang dibelinya. Akan tetapi setelah lewat beberapa bulan, korban tetap tidak mendapatkan tas yang diinginkanya. Karena sudah lelah dan takut terjadi penipuan, akhirnya korban melaporkannya ke pihak yang berwenang.
Setelah korban melaporkan ke pihak kepolisian, tidak sampai waktu yang lama polisi langsung mengamankan pelaku, yaitu bela. Proses pengaman ini terjadi pada tanggal 24 mei tahun lalu, tanpa adanya perlawanan yang berarti dari pelaku.
Barang bukti yang diamankan oleh polisi dari pelaku berupa tiga buku tabungan bank yang berbeda, satu rekening koran, dan dua unit ponsel beserta barang bukti percakapan antara korban dan pelaku. Setelah semua barang bukti terkumpulkan, polisi pun melakukan intrograsi kepada pelaku. Dari hasil intrograsi, polisi mendapatkan hasil bahwa penipuan memang benar dilakukan dan telah terjadi selama 2 tahun lamanya. Dan korbannya pun sudah mencapai 5 orang selam rentang waktu tersebut.
Coba bayangkan sudah berapa korban yang kehilangan uangnya. Berdasarkan hasil introgasi lima korban tersebut apabila ditotal telah mencapai Rp. 600 juta. Kerugian yang cukup fantastik. Fakta menariknya, uang – uang hasil penipuan tersebut digunakan oleh pelaku untuk berfoya – foya.
Sekian informasi yang kali ini bisa penulis bagikan, semoga bermanfaat dan tetap waspada dan hati – hati. Good Luck J (TR).